Beranda | Artikel
Ilmu adalah Buah dari Iman
Kamis, 27 Mei 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Ilmu adalah Buah dari Iman adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Kamis, 15 Syawal 1442 H / 27 Mei 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Ilmu adalah Buah dari Iman

Pembahasan segi-segi keutamaan ilmu sudah sampai pada segi yang ke-99. Yaitu bahwa iman itu buahnya adalah ilmu.

Salah seorang ulama salaf berkata:

الإيمان عريان ولباسه التقوى وزينته الحياء وثمرته العلم

“Iman itu telanjang, maka pakaiannya adalah takwa, perhiasannya adalah rasa malu, dan buah dari iman adalah ilmu.”

Maka ini menunjukkan keutamaan dan kemuliaan ilmu. Karena iman yang benar mesti melahirkan ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya. Oleh karena itu bahwa ini jelas merupakan motivasi yang besar untuk menuntut ilmu karena ternyata ini merupakan konsekuensi iman yang benar.

Di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala memperumpamakan pakaian takwa adalah pakaian yang benar-benar bisa menutupi keburukan di hati manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ

Wahai manusia, sungguh telah Kami turunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk menjadi perhiasan bagi dirimu. Dan pakaian takwa, itulah yang lebih baik.” (QS. Al-A’raf[7]: 26)

Maka pakaian iman adalah takwa. Kemudian perhiasan iman adalah rasa malu dan buah daripada iman adalah ilmu yang bermanfaat.

Oleh karena itu untuk para penuntut ilmu ini merupakan kabar gembira. Bahwa menuntut ilmu ini merupakan konsekuensi dari iman yang benar yang ada di hati kita. Maka kita harus bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat ilmu, menjaganya dengan sebaik-baiknya, juga kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dijadikan ilmu ini bermanfaat untuk menguatkan iman, memperbaiki akhlak, dan membenarkan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Segi yang ke-100

Orang-orang yang berilmu adalah manusia yang sesungguhnya. Karena orang yang tidak berilmu di dalam Al-Qur’an diperumpamakan seperti binatang ternak.

أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ

Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih tersesat lagi.” (QS. Al-A’raf[7]: 179)

Yaitu karena mereka tidak memanfaatkan hati, pendengaran dan penglihatan untuk diisi dengan ilmu, maka yang pantas untuk dikatakan sebagai manusia hanyalah orang yang mengisi hidupnya dengan ilmu, petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan petunjuk RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Imam Abdullah Ibnul Mubarak Al-Marwazi pernah ditanya: “Siapakah manusia yang sesungguhnya?” Maka beliau menjawab: “Manusia yang sesungguhnya adalah orang yang berilmu.” Hal ini karena ilmu yang membedakan manusia dengan hewan, ilmu yang meninggikan derajat manusia.

Kemudian ada lagi yang bertanya: “Siapakah yang pantas menjadi raja?” Beliau menjawab: “Orang-orang yang zuhud dalam kehidupan di dunia.” Karena mereka akan memimpin bukan karena ambisi mencari harta atau kedudukan duniawi, insyaAllah mereka akan memimpin dengan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ada lagi yang bertanya: “Siapakah orang yang paling hina?” Dijawab: “Orang yang makan dengan agamanya.” Yakni menjadikan agama untuk mendapatkan harta, mendapatkan makanan, mendapatkan kepentingan dunia. Na’udzubillahmin dzalik.

Oleh karena itu di kalangan para ulama salaf, kita ketahui bahwa mereka menjadikan keutamaan dan kemuliaan itu karena urusan agama. Sebagaimana kisah yang disebutkan di dalam hadis riwayat Imam Muslim, ketika Umar Ibnul Khattab Radhiyallahu ‘Anhu menyebutkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إن اللهَ يَرفعُ بهذا الكِتابِ أقْواماً ويَضَعُ به آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan meninggikan derajat beberapa kaum dengan kitab Al-Qur’an (yakni dengan ilmu agama) dan merendahkan derajat kaum yang lain dengan Al-Qur’an.” (HR. Muslim)

Yakni ketika mereka mempelajari Al-Qur’an maka akan ditinggikan derajatnya, ketika mereka tidak mempelajarinya maka direndahkan derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50204-ilmu-adalah-buah-dari-iman/